Daktilopski atau Ilmu Sidik Jari untuk Mengenali Identitas Orang

Daktilopski berasal dari bahasa Yunani yaitu Dactilos (garis-garis jari) dan Scopeen (mengamati). Sejak ribuan tahun sebelum masehi kesadaran manusia sudah mengenal adanya garis papilair pada jari. Hal ini terbukti adanya peninggalan sejarah kerajaan Inive di Babilonia, yaitu orang Indian tentang ukiran kasar bentuk sidik jari pada goa batu ditepi danau KEjimkcijik Nova Scovia di Teluk Mexico. Pada abad VII (650 m) di China penggunaan sidik jari sudah diwajibkan dengan undang-undang untuk dicantumkan dalam dokumen perceraian, surat jual-beli dengan membubuhkan sidik jari

Penelitian Para Ilmuwan

Tahun 1686 Prof. Marcello Malpighi, di Univ. Bologna melihat adanya garis-garis bentuk : spiral dan loop Tahun 1823 prof. Johanes E Purkinye, di Univ. Breslau : golongkan garis – garis papil menjadi 9 ( sembilan ) jenis. Tahun 1864 Dr. Hihemiah Grew, mengamati garis – garis pada ujung jari dengan gun mikroskop. Tahun 1903 di penjara Leavan Worth Kansas, ditemukan kesamaan data antropometry, potret wajah dari 2 orang negro bernama Will West dan Willian West tetapi sidik jari berbeda

Beberapa Pendapat Terkait Ketidaksamaan dan Sifat Permanen Sidik Jari

Mr. H,A, Asquith, seorang ahli statistic di Amerika Serikat terjadinya kesamaan detail antara satu sidik jari dengan yang lain adalah 1 orang dalam 54 milyard, kalau dihitung dengan ukuran waktu terjadinya 2.660.337 abad. William Jenings, anggota Franklin Institute Philadelpia, mengambil sidik jarinya sendiri pada umur 27 th (1887) kemudian bandingkan dengan sidik jari setelah umur 77 th ternyata tidak terjadi perubahan. Surat kabar London News of The World th 1937 menyediakan hadiah $1000 bagi mereka yang mempunyai sidik jari sama dengan sidik jari yang disayembarakan. Tahun 1958, Sir William James Hersohel, seorang pembesar inggris di Bengal ( Indian ) mempergunakan sidik jari jempol yang diterapkan untuk identifikasi seorang terhukum. Tahun 1892, Sir Francis Galton menulis buku fingerprints dengan mengatakan bahwa sidik jari tidak sama dan tidak berubah semasa hidup dan dapat dirumus. Tahun 1901 sejak ditemukan ilmu Daktilopski , maka sistem anthrometry yang diciptakan oleh Alponse Bertilion (th 1860) tidak digunakan dalam kepolisian karena mempunyai beberapa kelemahan yakni selain bisa terjadi kesalahan pengukuran juga tidak tepat diterapkan terhadap orang yang belum dewasa dan administrasinya sangat rumit. Tahun 1901, Sir Edward Richard Henry kembangkan sistem Galton menjadi Galton-Henry. Tahun 1914 sistem Galton Henry mulai dikembangkan di indonesia. Tahun 1960, sistem ini resmi digunakan oleh Polri

Beberapa Istilah Dalam Sidik Jari

Fokus Point Delta?

(outer termius) titik fokus luar Core?(inter minus) titik fokus dalam